Thursday, May 17, 2012

DIVISI CHRYSOPHYTA


PLANKTONOLOGI

RESUME DIVISI CHRYSOPHYTA








                                               NAMA        :  ASTI ARYANI
                                               NPM            :  230110110119
                                               KELAS       :  PERIKANAN C





UNIVERSITAS PADJAJARAN
PROGRAM S1 FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
      2012


FITOPLANKTON


1 Pendahuluan

Chrysophyta, divisi (divisi) dari unicellular organisme laut atau air tawar dari kerajaan Protista terdiri dari diatoms (kelas Bacillariophyceae), emas, atau emas-coklat, alga (kelas Chrysophyceae), dan kuning-ganggang hijau (kelas Xanthophyceae). Divisi chrysophyta memiliki 3 kelas, berdasarkan pada, persediaan karbohidrat, struktur kloroplas dan heterokontous flagelata. Selain berdasarkan hal tadi divisi chrysophyta juga dapat dibagi ke dalam 3 klas yaitu gangang hijau-kuning, gangang coklat-emas dan diatom.

1.1 Klasifikasi Chrysophyta

Chrysophyta dibagi menjadi 3 kelas yaitu:

1. Kelas Xanthopyceae

2. Kelas Chrysophyceae

3. Kelas Bacilloryphyceae / Diatomeae

Secara umum ciri – ciri dari divisi Chrysophyta adalah:

1. Tempat Hidup: Hidup di air tawar, air laut dan tanah

2. Susunan Tubuh: -Berbentuk sel tungal, contoh : Botrydiopsis

-Berbentuk Filamen, contoh : Tribonema

-Berbentuk Tubular, contoh : Vaucheria

3. Susunan Sel: Umumnya tidak mempunyai dinding sel. Bila mempunyai dinding sel, terdiri dari pektin dan silikon (SiO3). Terdiri dari dua bagian yang saling menutupi, seperti Tribonema sp.

4. Alat Gerak: Berupa 2 buah flagel yang tidak sama panjang. Satu bagian di ujung / apikal, bagian yangnya terletak di anterior.

5. Isi Sel : -Terdapat inti sel : Berbentuk tunggal dan berbentuk banyak inti

-Terdapat plastida berbentuk cakram tanpa pirenoid

-Pigmen : Klorofil a dan b, Betakaroten, Xanthofil.

6. Cadangan Makanan: Berupa krisolaminarin (Lutein). Penyimpanan produk makanan dari chrysophytes adalah minyak atau polysaccharide laminarin.

7. Perkembangbiakan: -Secara Vegetatif, dengan cara pembelahan sel dan fragmentasi

-Secara Sporik, dengan cara pembentukan zoospora, contoh : Botrydiopsis, Tribonema

-Dengan pembentukan apianospora, contoh : Botrydium

-Secara gametik, dengan oogamet (oogami), contoh : Vaucheria.

-Dengan Isogamet (isogami), contoh: Botrydium


1.2 CIRI-CIRI KELAS

1.1.2.1 Kelas Xanthophyceae

A. Tempat hidup: Di air atau di darat

B. Perkembangbiakan:

Seksual yaitu dengan oogami artinya terjadi peleburan spermatozoid yang dihasilkan anteridium dengan ovum yang dihasilkan oogonium membentuk zigot. Zigot tumbuh menjadi filamen baru. Vegetatif dengan membentuk zoospora.

Xanthophyceae juga lazim dikenal dengan nama alga hijau – kuning, karena alga ini mempunyai plastid hijau kekuningan, warna ini disebabkan kelebihan Xanthofil. Salah satu contoh dari kelas ini adalah Vaucheria yang berwarna hijau kuningdan menyolok, tumbuh secara umum dan kerap kali ditelaah, dahulunya dikelompokkan bersama – sama chlorophyta. Bermacam – macam spesiesnya dapat hidup dalam air atau di darat. Yang hidup di darat dapat ditemui tumbuh dalam massa seperti beludru di kolam atau tepi sungai yang lembab, atau dapat hidup sebagai selaput tipis di tanah kebun dan pot – pot yang ada dalam rumah kaca.

Alga ini memiliki klorofil (pigmen hijau) dan xantofil (pigmen kuning) karena itu warnanya hijau kekuning-kuningan. Contoh: Vaucheria. Vaucheria tersusun atas banyak sel yang berbentuk benang, bercabang tapi tidak bersekat. Filamen mempunyai banyak inti dan disebut Coenocytic. Berkembangbiak secara seksual yaitu dengan oogami artinya terjadi peleburan spermatozoid yang dihasilkan anteridium dengan ovum yang dihasilkan oogonium membentuk zigot. Zigot tumbuh menjadi filamen baru. Reproduksi secara vegetatif dengan membentuk zoospora. Zoospora terlepas dari induknya mengembara dan jatuh di tempat yang cocok menjadi filamen baru.

Reproduksi berlangsung dengan cara asexual dan sexual (oogami). Cara yang pertama biasanya dengan pembentukan zoospora, satu demi satu dalam sporangium berbentuk gada yang dipisahkan pada ujung – ujung cabang. Zoospora itu multinukleat, permukaanya dilengkapi dengan amat banyak flagela, yang terdapat berpasang – pasangan, maka zoospora itu dianggap sebagai struktur majemuk yang merupakan sejumlah besar zoospora kecil yang berflagela dua dan yang tidak berhasil memisahkan diri. Zoospora memisahkan diri dari sporangium melalui pori ujung, berenang – renang selama beberapa saat, lalu menetap, flagela pun hilang, kemudian berkecambah untuk menjadi tumbuhan baru.

Bilamana bereproduksi secara seksual, maka oogonia dan anteridia biasanya terbentuk pada filamen yang sama, pada cabang lateral yang sama, atau dapat pula pada cabang yang berdekatan. Oogonia terdapat di ujung atau pada percabangan sisi yang dipisahkan oleh dinding dari filamen utama atau cabang fertil. Satu telur uninukleat besar yang mengandung plastid dan tetesan minyak terdapat di dalam oogonium. Anteridium terdiri dari bagian terminal suatu cabang sisi, biasanya melengkung dan mengandung sejumlah besar sperma berflagela sangat kecil. Spema keluar melalui pori – pori pada anteridium dan memasuki oogonium melalui pori. Salah satu spema bersatu dengan inti dalam telur. Setelah pembuahan, terjadilah zigot yang membentuk dinding tebal lalu menjalani masa dorman. Sesudah perkecambahan, zigot itu tumbuh langsung menjadi filamen baru.

1.2.2 Klas Chrysophyceae

Klas Chrysophyceae, sering juga disebut dengan nama gangang coklat – emas. Seperti halnya gangang hijau kuning, gangang coklat – emas sangat beragam dalam bentuk meskipun sebagian besar uniseluler dan motil atau berbentuk koloni yang tidak berfilamen. Di dalam sel terdapat satu atau beberapa plastid yang besar, selain dari klorofil, berisikan pigmen karetinoid tertentu yang berlebihan.


Secara umum klas chrysophyceae mempunyai ciri umum yaitu:

a. Tempat Hidup : Di air tawar, dan di air laut.

b. Susunan Tubuh: -Berbentuk sel tunggal, contoh : Ochromonas, dan Chrysamoeba

-Berbentuk koloni, contoh : Synura dan Dinobryon

c. Susunan sel: Umumnya tidak ada dinding sel, maka terdiri dari: Lorika, contoh: Dinobryon, dan Kephryon. Atau bisa juga tersusun dari lempengan silikon, contoh: Sinura dan Mallomonas. Atau bisa juga tersusun dari cakram kalsium karbonat, contoh : Syracospaera.

d. Alat Gerak : Terdiri dari flagel dan jumlahnya tidak sama tiap marga, contoh : Synura dan Syracosphaera, mempunyai 2 flagel yang sama panjang. Dinobryon dan Ocromonas, mempunyai 2 flagel yang tidak sama panjangnya. Chrysamoeba, memiliki 1 flagel.

e. Isi Sel : Berinti tunggal; Plastida, terdiri dari 1 dan 2; Pigmen, berupa klorofil a, b, dan c Betakaroten, Xanthofil, berupa lutein, diadinoxanthin, fukoxanthin, dan dinoxanthin.

f. Cadangan Makanan : Cadangan makanan berupa krisolaminarin.

g. Perlembangbiakan: Vegetatif dengan membelah secara longitudinal dan fragmentasi. Fragmentasi ada 2 macam, yaitu : Koloni memisah menjadi 2 bagian atau lebih. Sel tunggal melepaskan diri dari koloni kemudian membentuk koloni yang baru. Sporik, dengan membentuk zoospora (untuk sel – sel yang yang tidak berflagel) dan statospora.


Statospora yaitu tipe spora paling unik yan diketemukan pada Chrysophyta, khususnya pada kelas Chrysophyceae dengan bentuk speris dan bulat. Dinding spora bersilia, tersusun atas 2 bagian yang saling tumpang tindih, mempunyai lubang atau pore dan ditutupi oleh sumbat yang mengandung gelatin.

Beberapa spesies bentuk statosporanya bermacam – macam, yaitu :

· Ada yang berdinding halus

· Berornamen, dan

· Berduri, ketiga bentuk tersebut dapat ditemukan pada genus yang non motil, contoh : Chysomonadales

Pada genus yang motil statospora yang diketemukan berada pada fase istirahat, yaitu : flagel tertarik ke dalam dan membentuk bagian yang sperik atau bulat selanjutnya flagel mengalami diferensiasi internal dari protoplasma yang sperik. Yang terpisah hanya bagian membran plasma dari bagian periferi protoplasma asli. Kemudian sekresi dari dinding antara dua membran plasma yang baru terbentuk, kecuali daerah sirkuler, nantinya akan membentuk lubang atau pore.

1.2.3 Klas Bacillariophyceae

Alga ini uniseluler atau berbentuk koloni, yang secara luas tersebar di dalam air tawar dan air asin. Kebanyakan spesies berenag – renang bebas, tetapi beberapa menempel pada tumbuhan atau benda – benda lain. Dinding sel terdiri dari dua belahan, atau katup, yang saling menutupi. Bentuk umum sel itu persegi panjang sampai bulat tetapi banyak variasinya.

Dinding sel terdiri dari lapisan pektin di bagian dalam dan lapisan silika (SiO2) di baian luar. Silika adalh mineral yang paling banyak tersebar di muka bumi dan merupakan bagian pokok kaca. Apabila pektin dan kandungan organik sel itu hancur, maka tersisalah cangkang silika yang tembus cahaya. Katup – katup dihiasi dengan bermacam ragam aluran, kerutan, lubang renik, dan tanda – tanda lain sehingga Bacillariophyceae atau juga sering disebut diatom itu tampak sangat indah di bawah mikroskop. Lubang – lubang kecil pada cangkang yang tidak dapat dilewati memungkinkan hubungan antara protoplas dan lingkungan yang mengandung air. Di dalam sitoplasma terdapat satu sampai beberapa plastid, berisi pigmen coklat – emas yang menutupi klorofil. Zat makanan disimpan dalam bentuk minyak, dan benda ini acap kali dapat terlihat dalam sel seperti tetesan bulat yang besar.

Diatom memperbanyak diri dengan proses seksual, tetapi cara yang utama melalui pembelahan sel. Nukleus, protoplasma, dan plastid berbelah untuk membentuk dua protoplas, masing – masing di dalam salah satu katup. Dinding baru, yang merupakan katup sebelah dalam, kemudian tumbuh di seluruh protoplas masing – masing. Sel anak dapat berpisah atau tetap bersama dalam satu koloni, sel – selnya itu bersatu oleh kelubung (sarung) bergelatin.

Jumlah spesies diatom banyak sekali (sekitar 16.000). Jumlah yang kini hidup atau diketahui pernah hidup dalam masa geologi lampau jauh daripada yang diperkirakan. Sebagian besar hidup dalam air laut, dan apabila tumbuhan renik ini mati, maka jatuh ke dasar laut dan, karena mengandung zat silika, dinding selnya tidak akan hancur -hancur atau tetap lestari. Endapan besar bahan ini yang dikenal dengan nama tanah diatom, dijumpai di banyak di bagian permukaan bumi. Di Amerika Serikat, kumpulan yang terbesar setebal 1.400 kaki (atau lebih dari lima puluh meter) terdapat di California.

Karena tanah diatom ini secara kimiawi itu lebam dan memiliki sifat – sifat fisika yang luar biasa, maka zat itu amat penting dan bernilai bagi industri. Misalnya digunakan untuk bahan penyaringan, yang secara luas digunakan untuk memisahkan zat pewarna dari produk – produk seperti bensin dan gula. Karean bukan penghantar panas yang baik, maka tanah diatom ini digunakan dalam pipa pemanas dan pipa uap. Juga karena menyerap bunyi, bahan ini digunakan dalam alat pengedap suara. Selain itu dimanfaatkan dalam pembuatan cat, pernis, piringan hitam, dan wadah untuk kotak baterai. Karena kerasnya, juga dipakai dalam bahan pelicin, dan bahan pengemplas.

Secara umum ciri – ciri dari klas Bacillariophyceae :

1. Tempat Hidup

Di air laut, air tawar, ataupun pada tanah – tanah yang lembab.

2. Susunan Tubuh

Berbentuk sel tunggal

Berbentuk koloni dengan bentuk tubuh simetri bilateral (pennales) dan simetri radial (Centrales).


3. Susunan Sel

Terdapat dinding sel yang disebut frustula tersusun dari bagian dasar yang dinamakan hipoteka dan bagian tutup (epiteka) dan sabuk (singulum). Frustula ini tersusun oleh zat pektin yang dilapisi silikon. Epiteka dan Hipoteka tersusun oleh valve atas dan valve bawah. Valve tersusun dari : rafe, stria, nodulus pusat dan nodulus kutub.

Pennales pinna berarti sirip, strianya tersusun menyirip, banyak ditemukan di air tawar.

Centrales, central berarti pusat, strianya tersusun memusat, banyak ditemukan di air laut.

4. Alat Gerak

Fagel terdapat pada sperma.

5. Isi Sel

Berinti tunggal dan berinti diploid

Pigmen : kolorofil a dan c

Betakaroten dan xanthofil (fukoxanthin)

6. Cadangan Makanan

Berupa tepung krisolaminarin

7. Perkembangbiakan

Secara vegetatif, dengan pembelahan sel.

Secara gametik, dengan membentuk auxospora, dengan cara : Partegonosis, pedogami, konjugasi isogami, konjugasi anisogami, autogami dan oogami.

Catatan:

· Pembentukan Auxospora

Sel induk akan membelah menjadi 2 sel anak, masing – masing sel anak akan membelah menjadi 2 sel anakan, sel anak makin lama makin mengecil. Sel anak anak lama kelamaan menjadi besar membentuk auxospora.

· Partogenesis

Sel induk tidak membelah hanya intinya saja yang membelah secara mitosis, diawali dari mitosis pertama. Kemudian inti melebur, dilanjutkan mitosis ke dua yang pada akhirnya dinding sel pecah dan inti diselubungi lendir dan membentuk dinding baru (auxospora).

· Pedogami (perkawinan anak)

Sel dengan satu inti membelah secara meiosis menjadi dua sel anak dan sel anak ini akan menjadi membentuk 4 inti, plasma sel memisah dengan masing – masing dua inti, dua inti pertama mengalami degenerasi. Dua inti yang kedua mengadakan penggabungan (perkawinan anak), membentuk auxospora.

· Konjugasi

Dua sel induk berdekatan melakukan senggama, dilanjutkan dengan plasmogami, dilanjutkan dengan sinapsis dan diakhiri dengan karyogami.

Konjugasi anisogami : satu sel dengan satu inti membelah secara meiosis membentuk menjadi 4 inti. 2 inti mengalami degenerasi dan 2 inti bersifat fungsional. 2 inti yang fungsional mengadakan pembelahan sel lagi membentuk 4 inti yang terdiri dari 2 inti besar dan 2 inti kecil. Inti kecil bergabung dengan inti kecil (auxospora).

Konjugasi isogami : pada prinsipnya proses konjugasi isogami sama dengan anisogami. Perbedaanya pada ukuran inti hasil pembelahan adalah sama besar.

· Oogami

Oogami dilakukan oleh sel telut (non motil), gamet jantan (motil) yang mendatangi gamet betina (sel telur), mengadakan pembelahan meiosis dan membentuk anteridium.

· Autogami

Inti sel membelah secara mitosis menjadi 2 inti, dilanjutkan dengan pembelahan meiosis membentuk 4 inti, 2 inti mengalami degenerasi dan 2 inti bergabung membentuk auxospora.
1.3 Contoh gambar
1.3.1 Dari kelas Chrysophyceae



Dictyocha speculum
1.3.2 Dari kelas Bacilloryphyceae / Diatomeae
Skeletonema costatum
1.3.3 Dari Kelas Xanthopyceae
Phaeocystis pouchettii


           

No comments:

Post a Comment